Kisah Sholat Tahajud Amir bin Qois
Qotadah berkata, “ Menjelang wafat, ‘Amir bin Qois menangis. Lalu ditanyakanlah kepadanya, ‘Apa yang menyebakan kamu menangis?’ Ia menjawab, ‘Aku tidaklah takut mati dan juga bukan karena tamak kepada dunia. Akan tetapi, aku menangis karena tidak lagi bias menahan haus di siang hari (puasa) dan tidak lagi bias mengerjakan sholat malam’.”
(Hilyatun Aulia (II/106)
Al Hasan mengomentari Amir bin Qois dengan mengatakan, “ Amir mengerjakan sholat isyak’, kemudian pulang kerumah untuk makan roti, lalu tidur sejenak. Sesudah itu beliau bangun untuk megerjakan sholat malam sahur, baru kemudian keluar (untuk mengerjakan sholat Subuh).”
(Siyar A’laamin Nuballaa (IV/15)
Beliau mengerjakan sholat malam hingga bengkak – bengkak kedua telapak kakinya.
Ia berkata, “Wahai jiwa yang selalu mengajak kepada keburukan, sesungguhnya kami ini diciptakan semata untuk beribadah.” Siyar A’laamin Nuballaa (IV/16)
Salah seorang istrinya berkata, “Orang-orang sedang tidur, tapi mengapa engkau tidak juga mau tidur?”
Ia menjawab, “Sesungguhnya Jahannam tidak pernah membiarkanku untuk bias tidur.”
Mukhtashor Qiyamul Lail, hal 19
(Hilyatun Aulia (II/106)
Al Hasan mengomentari Amir bin Qois dengan mengatakan, “ Amir mengerjakan sholat isyak’, kemudian pulang kerumah untuk makan roti, lalu tidur sejenak. Sesudah itu beliau bangun untuk megerjakan sholat malam sahur, baru kemudian keluar (untuk mengerjakan sholat Subuh).”
(Siyar A’laamin Nuballaa (IV/15)
Beliau mengerjakan sholat malam hingga bengkak – bengkak kedua telapak kakinya.
Ia berkata, “Wahai jiwa yang selalu mengajak kepada keburukan, sesungguhnya kami ini diciptakan semata untuk beribadah.” Siyar A’laamin Nuballaa (IV/16)
Salah seorang istrinya berkata, “Orang-orang sedang tidur, tapi mengapa engkau tidak juga mau tidur?”
Ia menjawab, “Sesungguhnya Jahannam tidak pernah membiarkanku untuk bias tidur.”
Mukhtashor Qiyamul Lail, hal 19