Kisah Sholat Tahajjud Malik bin Dinar
Kisah Sholat Tahajjud Malik bin Dinar
Mughiroh bin Habib berkata, “Aku pernah memperhatikan Malik bin Dinar. Ia berwudlu setelah isya’, kemudian bangkit menuju mighrobnya dengan memegang jenggotnya, sambil tersedu-sedu seraya berdo’a, “Ya Alloh, haramkan jenggot malik ini atas neraka. Ya Alloh Engkau mengetahui siapa penghuni surga dan neraka, lalu Malik termasuk yang mana? Mana diantara dua tempat itu yang dihuni oleh Malik?, ia terus mengatakan seperti itu hingga terbit fajar.”
Malik bin Dinar pernah berkata, “Aku terjaga pada malam hari untuk melakukan wirid / amalan rutin (Sholat Malam) sebagaimana biasanya. Tiba-tiba aku tertidur dan bermimpi bertemu dengan seorang gadis cantik yang membawa secari kertas. Dia bertanya kepadaku, “ Apakah kamu bias membaca?” Ya, jawabku. Ia pun menodorkan secarik kertas itu kepadaku, dan ternyata tertulis bait-bait syair seperti berikut ini :
Apakah kelazatan dan angan-angan membuatmu lalai dari bidadari berkulit putih nanlembut di surga.
Disana, engkau hidup kekal dan pernah mati. Engkau di surga ada gadis-gadis cantik jelita. Bangunlah dari tidurmu karena ada yang lebih baik dari pada tidur, yaitu tahajjud dengan membaca Al-Qur’an.
(Ihya Ulumuddin (II/247).
Mughiroh bin Habib berkata, “Aku pernah memperhatikan Malik bin Dinar. Ia berwudlu setelah isya’, kemudian bangkit menuju mighrobnya dengan memegang jenggotnya, sambil tersedu-sedu seraya berdo’a, “Ya Alloh, haramkan jenggot malik ini atas neraka. Ya Alloh Engkau mengetahui siapa penghuni surga dan neraka, lalu Malik termasuk yang mana? Mana diantara dua tempat itu yang dihuni oleh Malik?, ia terus mengatakan seperti itu hingga terbit fajar.”
Malik bin Dinar pernah berkata, “Aku terjaga pada malam hari untuk melakukan wirid / amalan rutin (Sholat Malam) sebagaimana biasanya. Tiba-tiba aku tertidur dan bermimpi bertemu dengan seorang gadis cantik yang membawa secari kertas. Dia bertanya kepadaku, “ Apakah kamu bias membaca?” Ya, jawabku. Ia pun menodorkan secarik kertas itu kepadaku, dan ternyata tertulis bait-bait syair seperti berikut ini :
Apakah kelazatan dan angan-angan membuatmu lalai dari bidadari berkulit putih nanlembut di surga.
Disana, engkau hidup kekal dan pernah mati. Engkau di surga ada gadis-gadis cantik jelita. Bangunlah dari tidurmu karena ada yang lebih baik dari pada tidur, yaitu tahajjud dengan membaca Al-Qur’an.
(Ihya Ulumuddin (II/247).