Apabila aku sakit Allah lah yang menyembuhkanku
Saat kita ditimpa sakit, maka yang terpikir dalam benak kita adalah obat, dokter, puskesmas atau rumah sakit. Salahkah? Kita memang wajib berikhtiar untuk mencapai kesembuhan. Namun kita harus memperhatikan sisi spiritual (ruhani). Semestinya sisi ruhanilah yang pertama muncul sehingga pengobatan yang dilakukan didasarkan atas perintah Allah SWT dan mengikuti ketentuan yang telah digariskan dalam Islam.
HAKIKAT SAKIT
Sakit pada hakikatnya merupakan ujian dari Allah SWT. Dengan mengalami musibah sakit, dosa-dosa seorang hamba akan dihapuskan, mendapat pahala dan ditinggikan derajatnya. Berjuta hikmah dapat kita petik dari musibah sakit. Kita akan merasakan betapa berharganya kesehatan sehingga kita terpicu untuk memanfaatkan waktu sehat sebaik dan seoptimal mungkin. Sakit akan membuat kita kembali mengingat Allah SWT setelah seian lama melupakan-Nya. Mungkin juga sakit dapat menghubungkan silaturahmi yang telah lama terputus dengan kerabat dan sahabat.
“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Q.S 2 : 216)
1. Sakit dan Maut pada hakikatnya adalah kuasa Allah.
“ Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku, dan Yang akan mematikanku, kemudian menghidupkanku kembali. “ (Q.S 26 : 80 -81 )
2. Sakit dan maut merupakan ketentuan dari Allah yang telah tertulis di dalam Lauh Mahfuzh.
3. Cobaan yang diberikan kepada Allah kepada manusia, dengan tujuan :
Menguji kesabaran
Menghapus dosabila dijalani dengan sabar
Mengingatkan manusia bahwa ia adalah makhluk yang lemah, tidak ada kemampuan manusia untuk menghindar dari ketentuan Allah
Mengingatkan manusia untuk mempersiapkan bekal menjemput ajal.
KETIKA TERTIMPA MUSIBAH
Tegar dan Jangan berkeluh kesah
“ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah. Apabila ia ditimpa kesusahan maka ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat , yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yan g dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang miskin yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orng-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.” (Q.S 70 : 19-27)
“ Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih kecil dari itu, kecuali ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan. “ (HR. Muslim)
“ Jika engkau bersabar, takdir akan tetap berlaku bagimu, dan engkau akan mendapat pahala. Jika engkau berkeluh kesah, takdir juga akan tetap berlaku bagimu, dan engkau akan mendapat dosa.” ( Ali bin Abi Thalib)
DO’A MOHON KESEMBUHAN
“ As-alullohal adhiima robbil Arsyil Adhiimi an-yasyfiyanii syifaa-an laa yughoodiru saqomaa “
" Aku memohon kepada Alloh yang Maha agung, Tuhan yang mempunyai Arsyi yang Agung agar menyembuhkanku, sembuh yang tidak meninggalkan sakit lagi.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
“ Alloohumma Robbannaasi adzhibil ba’si. Isyfi antsyaafi laa syifaa-a illa syifaa-uka, syifaa-an laa yuhoodiru saqomaa.”
“ Ya Tuhanku, Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakit. Sembuhkanlah, Engkaulah Penyembuh. Tak ada penawar selain dari penawar-Mu, penawar yang menghabiskan skit dan penyakit.” (H.R Bukhori dan Muslim).
HAKIKAT SAKIT
Sakit pada hakikatnya merupakan ujian dari Allah SWT. Dengan mengalami musibah sakit, dosa-dosa seorang hamba akan dihapuskan, mendapat pahala dan ditinggikan derajatnya. Berjuta hikmah dapat kita petik dari musibah sakit. Kita akan merasakan betapa berharganya kesehatan sehingga kita terpicu untuk memanfaatkan waktu sehat sebaik dan seoptimal mungkin. Sakit akan membuat kita kembali mengingat Allah SWT setelah seian lama melupakan-Nya. Mungkin juga sakit dapat menghubungkan silaturahmi yang telah lama terputus dengan kerabat dan sahabat.
“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Q.S 2 : 216)
1. Sakit dan Maut pada hakikatnya adalah kuasa Allah.
“ Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku, dan Yang akan mematikanku, kemudian menghidupkanku kembali. “ (Q.S 26 : 80 -81 )
2. Sakit dan maut merupakan ketentuan dari Allah yang telah tertulis di dalam Lauh Mahfuzh.
3. Cobaan yang diberikan kepada Allah kepada manusia, dengan tujuan :
Menguji kesabaran
Menghapus dosabila dijalani dengan sabar
Mengingatkan manusia bahwa ia adalah makhluk yang lemah, tidak ada kemampuan manusia untuk menghindar dari ketentuan Allah
Mengingatkan manusia untuk mempersiapkan bekal menjemput ajal.
KETIKA TERTIMPA MUSIBAH
Tegar dan Jangan berkeluh kesah
“ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah. Apabila ia ditimpa kesusahan maka ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat , yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yan g dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang miskin yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orng-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.” (Q.S 70 : 19-27)
“ Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih kecil dari itu, kecuali ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan. “ (HR. Muslim)
“ Jika engkau bersabar, takdir akan tetap berlaku bagimu, dan engkau akan mendapat pahala. Jika engkau berkeluh kesah, takdir juga akan tetap berlaku bagimu, dan engkau akan mendapat dosa.” ( Ali bin Abi Thalib)
DO’A MOHON KESEMBUHAN
“ As-alullohal adhiima robbil Arsyil Adhiimi an-yasyfiyanii syifaa-an laa yughoodiru saqomaa “
" Aku memohon kepada Alloh yang Maha agung, Tuhan yang mempunyai Arsyi yang Agung agar menyembuhkanku, sembuh yang tidak meninggalkan sakit lagi.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
“ Alloohumma Robbannaasi adzhibil ba’si. Isyfi antsyaafi laa syifaa-a illa syifaa-uka, syifaa-an laa yuhoodiru saqomaa.”
“ Ya Tuhanku, Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakit. Sembuhkanlah, Engkaulah Penyembuh. Tak ada penawar selain dari penawar-Mu, penawar yang menghabiskan skit dan penyakit.” (H.R Bukhori dan Muslim).